Jumat, 20 Mei 2011


1.    Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara
2.    Tiga jenis perilaku :
1.    Memulai inisiatif : Dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan.
2.    Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis : Dimana seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3.   Diterimanya resiko dan kegagalan : Di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
3.  Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi : Psikologis utama yang memotivasi wirausahawan adalan kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai n Ach. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetensi individu.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab : Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan.mereka memilih menggunakan sumberdaya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasilnya.
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah : Wirausahawan bukan penjudi. Mereka memilih   penetapan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.

4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil : Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai      keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpilkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5. Rangsangan oleh umpan balik : Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka  kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6. Aktivitas energik : Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan memp[unyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7. Orientasi ke masa depan : Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir kedepan. Mereka  mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh dimasa depan.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian : Wirausahawan menunjukan keterampilan dalam     mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif didalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya temen agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
9. Sikap terhadap uang : Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memendang uang sebagai lambang kongkrit dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktiaan bagi kompetensi mereka.
Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi.
1.  Kemampuan inovatif
inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.

2.  Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi besasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan seseorang, dan secara total terserap dalam proses.
3.  Keinginan untuk berprestasi
Keinginan untuk berprestasi (n Ach)  adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahawan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4.  Kemampuan perencanaan realistis
Menetapakan tujuan yang menentang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkannya sesuai dengan n Ach dari wirausahawan.
5.  Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. n Ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka kearah tujuan yang telah ditetapkan.
6.  Obyektivitas
Didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang menandai untuk mendefinisikan situasi sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya diri pada kemampuan mereka dalam mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
7.  Tanggung jawab pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menentapkan tujuan sendiri dan              memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8.  Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
Para wirausahawan mampu beradaptasi memyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terhambat dengan kondisi yang berbeda dengan apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyarah, namun menilai sesuatu secara obyektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan obyektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan harus dihadapi oleh wirausahawan.
9.  Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan mengelompokan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. mereka menghargai           kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin dan akan melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain.
4. 3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu
1.  kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
2.  kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
3.  kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. 
5.  a. Kebutuhan akan sumber penemuan.
b. Hobi atau kesenangan pribadi.
c. Mengamati kecenderungan-kecenderungan.
d. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada.
e. Mengapa tidak terdapat ?
f.  Kegunaan lain dari barang-barang biasa.
g. Pemanfaat produk dari perusahaan lain
6. Unsur dasar analisa pulang pokok :
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
c. Biaya total
d. Pendapatan total
e. Keuntungan
f. Kerugian
g. Titik pulang pokok
7. Waralaba (Franchising) adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu.
Jenis-jenis waralaba (franchising)
a.   Waralaba dalam negeri
b.  Waralaba luar negeri
8. Pemasaran langsung merupakan proses penyampaian pesan maupun produk kepada pelanggan, melalui berbagi media. Pemasaran langsung adalah aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon pelanggan.
            Ada beberapa teknik dalam pemasaran langsung , yaitu : kiriman pos langsung, telemarketing, dan penjualan door to door. Selain itu ada teknik alternatifnya, yaitu : Periklanan terklasifikasi, Periklanan display, Kiriman pos langsung, Katalog penjualan, Pemasaran tanggapan langsung media.
9.  Bentuk-Bentuk Kepemilikan Perusahaan :
• Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.

• Perusahaan persekutuan
Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi firma dan persekutuan komanditer.

1. Firma adalah perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

2. Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu  persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah sebagai berikut:

• Persekutuan komanditer murni
Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu komanditer.

• Persekutuan komanditer campuran
Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.
• Persekutuan komanditer bersaham
Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan.

a. Pemilikan tunggal / perseorangan (firma) : Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang, Pemilik tidak perlu membagi laba
b. Kongsi : Ada perjanjian tertulis, Dimiliki 2 orang atau lebih, Umur perusahaan terbatas, Pemilikan bersama atas harta, Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba
c. Perusahaan Perseroaan : Perusahaan dengan badan hukum, Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki, Pemilikan dapat berpindah tangan, Eksitensi relatif lebih stabil/permanen.

10. Tiga alternatif pada saat berakhirnya usaha:
1.   Likuidasi
Kasus kepalitan paling ekstrim adalah ketika wirausahawan secara sukarela atau dengan berat hati harus melikuidasi semua aktiva usaha yang tidak bisa dibebaskan. Jika wirausahawan mengisi petisi kepalitan secara sukarela, maka ventura wirausahawan tersebut dinyatakan pailit. Biasanya pengadilan akan meminta laporan pendapatan pengeluaran lancar.
2.   Reorganisasi
Reorganisasi merupakan alternatif yang kurang ekstrim dalam kepailitan. Dalam situasi ini pengadilan memberikan waktu dan ruang bernafas kepada usaha ventura untuk membayar hutang-hutangnya. Biasanya situasi ini terjadi karena usaha ventura mempunyai masalah dengan arus kas dan kreditor mulai menekan perusahaan dengan tuntutan hukum, dan lain-lain. Wirausahawan merasa bahwa dengan adanya perpanjangan waktu, bisnis akan bisa mempunyai solvabilitas dan likuiditas yang lebih tinggi untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya.
3.   Rescheduling